PROFIL
TOKOH PENGGERAK PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP
DI KAWASAN PESISIR KALIANDA – LAMPUNG
Achmad
Sodiq ( Jember, 03 Maret 1969), atau akrab dipanggil Kang Sodiq, adalah seorang
pengusaha asal Pesisir Kenali, Rajabasa Lampung Selatan. Beliau merupakan sosok seorang pebisnis di bidang
perikanan yang sangat memperhatikan kesejahteraan nelayan binaannya.
Obsesi beliau pun sangat transparan :
yaitu bertekad memajukan dan mensejahterakan kehidupan para nelayan di kawasan
Pesisir Lampung, khususnya nelayan Lampung Selatan’.
Obsesi itu tidaklah berlebihan, buktinya
saat ini nelayan binaannya mencapai 300 KK dengan rata-rata Produksi hasil
tangkapan mencapai 30 Ton/Bulan yang tersebar dari wilayah pesisir Bakauheni
sampai Kalianda, harapan beliau dapat membina 1.000 Nelayan Pesisir Lampung.
Namun dibalik cita-cita mulianya ini, kang
Sodiq menemukan kendala permodalan guna mempertahankan dan mengembangkan
usahanya. Oleh karena itu tidak kurang-kurang beliau sering meminta petunjuk
dari Instansi Pemerintah terkait dalam hal permodalan yang berbasis pinjaman
lunak.
Berawal dari modal yang pas-pasan pada
tahun 1997 kang Sodiq mulai merintis usaha
bidang Perikanan tangkap dengan modal awal Rp. 500,000,- (Lima ratus
ribu rupiah) dan 2 (dua) buah perahu katir dengan dua buah mesin ketinting,
beliau membina nelayan di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu beliau
rutin menjual hasil tangkapan nelayan di pasar-pasar tradisional dengan cara
membuka lapak-lapak ikan. Disela-sela kesibukannya membina nelayan, beliau
masih menyempatkan diri untuk berjualan ikan keliling dari Desa ke Desa dengan Sepeda motor. Hingga tahun 2001 usaha pembinaan nelayan kang
Sodiq menuai hasil dengan bertambahnya nelayan binaannya menjadi 30 orang. Sejak itu kang Sodiq mulai menekuni usaha
jual beli ikan di atas rumah yang pada saat itu beliau masih status mengkontrak
rumah.
Perlahan
tapi pasti cita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di pesisir Kenali
(tempat tinggalnya) mulai menuai hasil yang baik. Hal tersebut dibuktikannya
dengan membentuk Kelompok Nelayan yang pada saat itu tahun 2003 bernama “Kelompok
Tani Nelayan” karena pada saat itu, nelayan di sela-sela usaha penangkapan ikan masih
menyempatkan diri untuk bercocok tanam. Pada tahun itu pula kang Sodiq
memprakarsai terbentuknya 7 (tujuh) Kelompok Tani dan Nelayan, salah satunya
yaitu Kelompok Tunas Bahari yang
merupakan cikal bakal mensejahterakan nelayan pesisir yang
pada saatnya nanti akan dibentuk Kelompok
Sejahtera Bahari, sesuai obssi beliau untuk memajukan kesejahteraan nelayan
pesisir Lampung, Amien…
Pada tahun 2004 kang Sodiq didukung oleh
para nelayan dan dipercaya oleh Dinas terkait, yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Lampung Selatan untuk menjadi ketua TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Desa
Sukaraja Kecamatan Rajabasa Kab. Lampung Selatan.
Seiring dengan berjalannya usaha jual beli
ikan, kang Sodiq tidak lupa dengan tugas mulianya menjadi ketua TPI, selain
membina nelayan kang Sodiq aktif menggerakan anggota nelayan untuk
berpartisipasi pada event-event kegiatan perikanan. Terbukti pada tahun 2005
kelompok binaannya pernah mendapat penghargaan dari Gubernur Lampung untuk
kategori sebagai pemenang kedua dalam Lomba Pengembangan Usaha Perikanan
Tangkap Skala Kecil (pancingan).
Melalui usaha yang tekun, dengan modal
keuletan dan jujur, maka usaha jual beli ikan yang dirintis kang Sodiq menuai
hasil, jika pada saat itu (tahun 2001)
usaha jual beli ikannya di rumah kontrakan, hingga pada saat itu (tahun
2005) rumah tersebut sudah di beli dan menjadi milik pribadi kang Sodiq. Selain
itu dalam menampung hasil tangkapan nelayan, beliau
menyiapkan tempat / ruang untuk menempatkan fiber-fiber yang berisi hasil
tangkapan ikan dari nelayan binannya, maupun nelayan luar daerah.
Sejalan dengan berjalannya waktu, anggota
nelayan binaan kang Sodiq semakin bertambah hingga pada tahun 2008 Kelompok
binaannya yang pada saat itu bernama Kelompok Tani dan Nelayan menjadi Kelompok Usaha Bersama (KUB),
dibuktikan pada tahun 2009 dengan dikukuhkannya Kelompok Usaha
Bersama (KUB) salah satunya KUB Tunas Bahari, oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Lampung Selatan.
Dibawah bendera PO. Tunas Bahari, kang
Sodiq memberikan daya dan upaya untuk mensejahterakan anggota nelayan di
pesisir Lampung, hal ini dilakukan dengan cara memberikan bantuan permodalan mesin dan perahu kepada nelayan binaanya dan pengembaliannya dengan cara diangsur dari
hasil raman. Selain itu hasil
tangkapan nelayan ditampung dengan membeli hasil lelang tangkapan nelayan
dengan harga yang baik dan timbangan yang jujur serta tunai, karena itu banyak
nelayan yang menjual hasil tangkapan dan lelang ikannya pada PO. Tunas Bahari.
Hasil tangkapan nelayan yang beraneka ragam jenis di pilah-pilah (sortir) untuk
selanjutnya di distribusikan pada pasar lokal (Lampung) maupun pasar domestik
(Jakarta, Tangerang, Palembang, bengkulu dan Riau)
Dengan produksi hasil lelang tangkapan
ikan rata-rata sebesar 30 ton / bulan, kang Sodiq (SDQ) dibawah bendera PO. Tunas Bahari, mampu memenuhi permintaan ikan baik pedagang tradisional maupun
perusahaan besar. Saat ini dalam melancakan aktifitas jual beli ikan, kang
Sodiq dibantu oleh 5 orang karyawan tetap yang berasal dari desa setempat.
Selain itu pula tak lupa sang Istri turut membantu dalam hal manajemen perusahaan.
Dalam mencapai produksi hasil tangkapan ikan,
khususnya nelayan pancing, kang Sodiq membina nelayan untuk menangkap ikan
dengan cara yang ramah lingkungan melalui selektifitas alat tangkap. Alat
tangkap yang digunakan nelayan binaan beliau adalah mayoritas alat tangkap
pancing tangan (pancing kotrek, dasaran dan rawe) karena alat ini sangat ramah
lingkungan dan hasil tangkapan yang berdaya jual tinggi. Contohnya ikan hasil
tangkapan (simba, kakap, kerapu dan tenggiri) memiliki daya jual tinggi Rp. 30.000,- s/d Rp. 40.000,- per Kg.
Dalam peningkatan hasil tangkapan, tak lupa kang Sodiq meberikan binaan nelayan berupa pembuatan rumpon-rumpon (tendak) sebagai tempat berkumpulnya ikan. Rumpon tersebut terbuat dari bahan nyiur kelapa yang di ikat tali dan diberi pemberat untuk selanjutnya di letakan di daerah perairan tempat penangkapan ikan. Dengan adanya rumpon
ini, maka diharapkan ikan-ikan kecil
akan berkumpul (scholling), dan membuat ikan-ikan besar datang untuk tujuan
mencari makan.
Selain itu rumpon juga membantu nelayan
dalam efektifitas mencari daerah penangkapan ikan (fishing ground), karena
mereka cukup menangkap ikan di daerah sekitar rumpon yang di tanam di sekitar
perairan pulau sebesi, yang berjarak sekitar 5 s/d 7 mil dari tempat pendaratan
ikan (fishing base), dengan demikian nelayan dapat menghemat bahan bakar minyak
untuk mesin perahu dan hasil tangkapan yang masih segar (fresh) karena cepat
didaratkan.
Berkat Do’a dan upaya yang tekun, pada
tahun 2011, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tunas Bahari mendapatkan kepercayaan
dari Pemerintah dengan dibantunnya permodalan penguatan kelembagaan, melalui
Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap dari
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap – Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia. Dengan adanya bantuan ini sangat membantu meningkatkan
ekonomi dan kesejarteraan nelayan, karena nelayan khususya anggota Kelompok
Usaha Bersama (KUB) penerima bantuan dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil
tangkapan ikan, dan secara tidak langsung meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar.
Bantuan dapat menjadi Pioneer bagi nelayan
sekitar pesisir Lampung untuk dapat berkembang, hal ini dibuktikan dengan
adanya bantuan, nelayan dapat mendiversifikasi (keanekaragaman alat tangkap)
yang masih memperhatikan aspek lingkungan. Sebagai contoh ; pada saat sebelum
mendapatkan bantuan, nelayan pada saat melaut malam hari (memancing)
menggunakan lampu petromaks, Karena kelangkaan BBM minyak tanah dan harga yang
tinggi, membuat biaya melaut nelayan menjadi tinggi. Saat ini nelayan sudah
dipermudah dengan adanya bantuan BLM-PUMP, sesuai Rencana Usaha Bersama dapat
mengajukan Genset sebagai pengganti lampu petromaks. Dengan adanya Genset,
nelayan lebih mudah dan efisien dalam mengoperasikan Alat bantu Penangkapan
Ikan (API) ini, selain itu biaya yng dikeluarkan lebih ringgan.
Di Tahun 2011, pula beliau dipercaya untuk
menjadi Ketua Forum Kelompok Usaha Bersama (FKKUB) Tingkat Provinsi Lampung,
dan ditindaklanjuti dengan mengadiri Forum KUB Nasional di Semarang (20 Juni
2012).
Satu hal yang masih menjadi pemikiran Sang
Motivator Nelayan (kang Sodiq) yaitu dalam mensejahterakan kaum nelayan
binaanya tidak luput dari taraf pendidikan anak nelayan yang masih standar
(SMP) untuk itu beliau memiliki Program jangka panjang (5 tahun kedepan) yaitu
:
- Mengupayakan untuk meningkatan tingkat pendidikan anak nelayan minimal (SMU/SMK) sampai Perguruan tinggi.
- Selain itu beliau memiliki cita-cita mulia untuk membangun perkampungan nelayan berupa Perumahan Layak Huni yang sehat bagi nelayan dan dapat dimiliki oleh nelayan dari kridit lunak.
- Dibentuknya Unit Pelatihan Penangkapan Ikan, yang dapat memberikan contoh bagi nelayan dalam memodifikasi / mendiversifikasikan alat tangkap yang selektif dan ramah lingkungan dan dapat meningkatkan hasil produksi tangkapan ikan.
Akhir kata semoga cita-cita mulia sang
motivator (kang Sodiq) dapat terwujud dan mendapatkan perhatian Penerintah dan
dukungan dari masyarakat nelayan pada khususnya, Amin ya robal allamin…
Sukaraja,
Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar