Kamis, 27 September 2012

PROFIL TOKOH PENGGERAK PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PESISIR KALIANDA – LAMPUNG


PROFIL TOKOH PENGGERAK PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP
DI KAWASAN PESISIR KALIANDA – LAMPUNG




Achmad Sodiq ( Jember, 03 Maret 1969), atau akrab dipanggil Kang Sodiq, adalah seorang pengusaha asal Pesisir Kenali, Rajabasa Lampung Selatan. Beliau merupakan sosok seorang pebisnis di bidang perikanan yang sangat memperhatikan kesejahteraan nelayan binaannya.
Obsesi beliau pun sangat transparan : yaitu bertekad memajukan dan mensejahterakan kehidupan para nelayan di kawasan Pesisir Lampung, khususnya nelayan Lampung Selatan’.

Obsesi itu tidaklah berlebihan, buktinya saat ini nelayan binaannya mencapai 300 KK dengan rata-rata Produksi hasil tangkapan mencapai 30 Ton/Bulan yang tersebar dari wilayah pesisir Bakauheni sampai Kalianda, harapan beliau dapat membina 1.000 Nelayan Pesisir Lampung.
Namun dibalik cita-cita mulianya ini, kang Sodiq menemukan kendala permodalan guna mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu tidak kurang-kurang beliau sering meminta petunjuk dari Instansi Pemerintah terkait dalam hal permodalan yang berbasis pinjaman lunak.

Berawal dari modal yang pas-pasan pada tahun 1997 kang Sodiq mulai merintis usaha  bidang Perikanan tangkap dengan modal awal Rp. 500,000,- (Lima ratus ribu rupiah) dan 2 (dua) buah perahu katir dengan dua buah mesin ketinting, beliau membina nelayan di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu beliau rutin menjual hasil tangkapan nelayan di pasar-pasar tradisional dengan cara membuka lapak-lapak ikan. Disela-sela kesibukannya membina nelayan, beliau masih menyempatkan diri untuk berjualan ikan keliling dari Desa ke Desa dengan Sepeda motor.  Hingga tahun 2001 usaha pembinaan nelayan kang Sodiq menuai hasil dengan bertambahnya nelayan binaannya menjadi 30 orang.  Sejak itu kang Sodiq mulai menekuni usaha jual beli ikan di atas rumah yang pada saat itu beliau masih status mengkontrak rumah.

Perlahan tapi pasti cita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di pesisir Kenali (tempat tinggalnya) mulai menuai hasil yang baik. Hal tersebut dibuktikannya dengan membentuk Kelompok Nelayan yang pada saat itu tahun 2003 bernama “Kelompok
Tani Nelayan” karena pada saat itu, nelayan di sela-sela usaha penangkapan ikan masih menyempatkan diri untuk bercocok tanam. Pada tahun itu pula kang Sodiq memprakarsai terbentuknya 7 (tujuh) Kelompok Tani dan Nelayan, salah satunya yaitu Kelompok Tunas Bahari yang merupakan cikal bakal mensejahterakan nelayan pesisir yang pada saatnya nanti akan dibentuk Kelompok Sejahtera Bahari, sesuai obssi beliau untuk memajukan kesejahteraan nelayan pesisir Lampung, Amien…

Pada tahun 2004 kang Sodiq didukung oleh para nelayan dan dipercaya oleh Dinas terkait, yaitu  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Selatan untuk menjadi ketua TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Desa Sukaraja Kecamatan Rajabasa Kab. Lampung Selatan.
Seiring dengan berjalannya usaha jual beli ikan, kang Sodiq tidak lupa dengan tugas mulianya menjadi ketua TPI, selain membina nelayan kang Sodiq aktif menggerakan anggota nelayan untuk berpartisipasi pada event-event kegiatan perikanan. Terbukti pada tahun 2005 kelompok binaannya pernah mendapat penghargaan dari Gubernur Lampung untuk kategori sebagai pemenang kedua dalam Lomba Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil (pancingan).

Melalui usaha yang tekun, dengan modal keuletan dan jujur, maka usaha jual beli ikan yang dirintis kang Sodiq menuai hasil, jika pada saat itu (tahun 2001)  usaha jual beli ikannya di rumah kontrakan, hingga pada saat itu (tahun 2005) rumah tersebut sudah di beli dan menjadi milik pribadi kang Sodiq. Selain itu dalam menampung hasil tangkapan nelayan, beliau menyiapkan tempat / ruang untuk menempatkan fiber-fiber yang berisi hasil tangkapan ikan dari nelayan binannya, maupun nelayan luar daerah.

Sejalan dengan berjalannya waktu, anggota nelayan binaan kang Sodiq semakin bertambah hingga pada tahun 2008 Kelompok binaannya yang pada saat itu bernama Kelompok Tani dan Nelayan menjadi Kelompok Usaha Bersama (KUB), dibuktikan pada tahun 2009 dengan dikukuhkannya Kelompok Usaha Bersama (KUB) salah satunya KUB Tunas Bahari, oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Selatan.
Dibawah bendera PO. Tunas Bahari, kang Sodiq memberikan daya dan upaya untuk mensejahterakan anggota nelayan di pesisir Lampung, hal ini dilakukan dengan cara memberikan bantuan permodalan mesin dan perahu kepada nelayan binaanya dan pengembaliannya dengan cara diangsur dari hasil raman. Selain itu hasil tangkapan nelayan ditampung dengan membeli hasil lelang tangkapan nelayan dengan harga yang baik dan timbangan yang jujur serta tunai, karena itu banyak nelayan yang menjual hasil tangkapan dan lelang ikannya pada PO. Tunas Bahari. Hasil tangkapan nelayan yang beraneka ragam jenis di pilah-pilah (sortir) untuk selanjutnya di distribusikan pada pasar lokal (Lampung) maupun pasar domestik (Jakarta, Tangerang, Palembang, bengkulu dan Riau)

Dengan produksi hasil lelang tangkapan ikan rata-rata sebesar 30 ton / bulan, kang Sodiq (SDQ) dibawah bendera PO. Tunas Bahari, mampu memenuhi permintaan ikan baik pedagang tradisional maupun perusahaan besar. Saat ini dalam melancakan aktifitas jual beli ikan, kang Sodiq dibantu oleh 5 orang karyawan tetap yang berasal dari desa setempat. Selain itu pula tak lupa sang Istri turut membantu dalam hal manajemen perusahaan.

Dalam mencapai produksi hasil tangkapan ikan, khususnya nelayan pancing, kang Sodiq membina nelayan untuk menangkap ikan dengan cara yang ramah lingkungan melalui selektifitas alat tangkap. Alat tangkap yang digunakan nelayan binaan beliau adalah mayoritas alat tangkap pancing tangan (pancing kotrek, dasaran dan rawe) karena alat ini sangat ramah lingkungan dan hasil tangkapan yang berdaya jual tinggi. Contohnya ikan hasil tangkapan       (simba, kakap, kerapu dan tenggiri) memiliki daya jual tinggi Rp. 30.000,- s/d Rp. 40.000,- per Kg.

Dalam peningkatan hasil tangkapan, tak lupa kang Sodiq meberikan binaan nelayan berupa pembuatan rumpon-rumpon (tendak) sebagai tempat berkumpulnya ikan. Rumpon tersebut terbuat dari bahan nyiur kelapa yang di ikat tali dan diberi pemberat untuk selanjutnya di letakan di daerah perairan tempat penangkapan ikan. Dengan adanya rumpon ini, maka diharapkan  ikan-ikan kecil akan berkumpul (scholling), dan membuat ikan-ikan besar datang untuk tujuan mencari makan.
Selain itu rumpon juga membantu nelayan dalam efektifitas mencari daerah penangkapan ikan (fishing ground), karena mereka cukup menangkap ikan di daerah sekitar rumpon yang di tanam di sekitar perairan pulau sebesi, yang berjarak sekitar 5 s/d 7 mil dari tempat pendaratan ikan (fishing base), dengan demikian nelayan dapat menghemat bahan bakar minyak untuk mesin perahu dan hasil tangkapan yang masih segar (fresh) karena cepat didaratkan.

Berkat Do’a dan upaya yang tekun, pada tahun 2011, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tunas Bahari mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah dengan dibantunnya permodalan penguatan kelembagaan, melalui Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap – Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Dengan adanya bantuan ini sangat membantu meningkatkan ekonomi dan kesejarteraan nelayan, karena nelayan khususya anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) penerima bantuan dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil tangkapan ikan, dan secara tidak langsung meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Bantuan dapat menjadi Pioneer bagi nelayan sekitar pesisir Lampung untuk dapat berkembang, hal ini dibuktikan dengan adanya bantuan, nelayan dapat mendiversifikasi (keanekaragaman alat tangkap) yang masih memperhatikan aspek lingkungan. Sebagai contoh ; pada saat sebelum mendapatkan bantuan, nelayan pada saat melaut malam hari (memancing) menggunakan lampu petromaks, Karena kelangkaan BBM minyak tanah dan harga yang tinggi, membuat biaya melaut nelayan menjadi tinggi. Saat ini nelayan sudah dipermudah dengan adanya bantuan BLM-PUMP, sesuai Rencana Usaha Bersama dapat mengajukan Genset sebagai pengganti lampu petromaks. Dengan adanya Genset, nelayan lebih mudah dan efisien dalam mengoperasikan Alat bantu Penangkapan Ikan (API) ini, selain itu biaya yng dikeluarkan lebih ringgan.

Di Tahun 2011, pula beliau dipercaya untuk menjadi Ketua Forum Kelompok Usaha Bersama (FKKUB) Tingkat Provinsi Lampung, dan ditindaklanjuti dengan mengadiri Forum KUB Nasional di Semarang (20 Juni 2012).

Satu hal yang masih menjadi pemikiran Sang Motivator Nelayan (kang Sodiq) yaitu dalam mensejahterakan kaum nelayan binaanya tidak luput dari taraf pendidikan anak nelayan yang masih standar (SMP) untuk itu beliau memiliki Program jangka panjang (5 tahun kedepan) yaitu :
  1. Mengupayakan untuk meningkatan tingkat pendidikan anak nelayan minimal (SMU/SMK) sampai Perguruan tinggi.
  2. Selain itu beliau memiliki cita-cita mulia untuk membangun perkampungan nelayan berupa Perumahan Layak Huni yang sehat bagi nelayan dan dapat dimiliki oleh nelayan dari kridit lunak.
  3. Dibentuknya Unit Pelatihan Penangkapan Ikan, yang dapat memberikan contoh bagi nelayan dalam memodifikasi / mendiversifikasikan alat tangkap yang selektif dan ramah lingkungan dan dapat meningkatkan hasil produksi tangkapan ikan.
      Akhir kata semoga cita-cita mulia sang motivator (kang Sodiq) dapat terwujud dan mendapatkan perhatian Penerintah dan dukungan dari masyarakat nelayan pada khususnya, Amin ya robal allamin…


Sukaraja,  Agustus 2012


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar